Selasa, 08 April 2008

Storing Lubricants - Penyimpanan Pelumas

Pelumasan dalam kemasan bila dimungkinkan harus disimpan di bawah atap, sehingga pelumas tersebut tidak akan terpengaruh oleh cuaca atau musim yang berlaku. Kemasan kecil seperti kaleng / plastik harus selalu disimpan dalam ruangan yang beratap, sebagaimana semua kemasan bila telah dibuka dan sebagian isinya telah dipakai harus ditutup rapat kembali.
Drum pelumas sebaiknya ditaruh/disusun dalam posisi tidur dengan posisi tutup-tutupnya membentuk garis horizontal dan beri alas kayu agar tidak bersinggungan dengan sesama drum / tanah guna mencegah terjadinya korosi pada bagian bawah drum. Drum pelumas jangan sekali-sekali diletakkan langsung di permukaan yang mengandung asam/garam yang dapat merusak logam. Pada setiap ujung timbunan drum harus diberi pasak agar tidak bergerak. Pemeriksaan harus dilakukan secara teratur guna mendeteksi secara dini kebocoran dan untuk memastikan bahwa tanda pengenalannya tetap jelas terbaca.
Bila oleh sesuatu sebab drum harus disimpan dengan berdiri, maka drum harus berdiri lepas dari tanah dan letakkan dengan lubang penutupnya di bawah. Bila hal ini tidak dapat dilakukan drumnya harus dimiringkan agar air hujan tidak dapat berkumpul dan mengenangi lubang penutupnya.
Kontaminasi dengan air tidak baik bagi pelumas jenis apapun dan perlu diketahui bahwa uap air dalam udara dapat memasuki drum melalui tutup yang kelihatannya baik. Drum yang ditimbun berdiri di tempat terbuka terkena panas siang hari dan akan menjadi dingin pada malam hari, hal ini menghasilkan ekspansi dan penyusutan isi udara dalam drum pada siang hari karena panas mengembangkan volume udara dan pada malam hari terjadi pendinginan sehingga volume udara menyusut dan tekanan menjadi vakum.
Perubahan tekanan yang terjadi cukup besar yang menyebabkan gerakan memompa, yang dikenal sebagai peristiwa bernapasnya drum pelumas, karena ketika udara dipaksakan keluar pada siang hari dan ditarik pada masuk pada malam hari. Karena itu bila lubang penutup tempat pernapasan itu terjadi dikelilingi air, maka sedikit air dapat terhisap masuk dalam drum dan dalam beberapa waktu yang lama dapat terkumpul jumlah yang cukup banyak. Sekali segel dipecahkan dan tutupnya dibuka, maka selalu terdapat bahaya akan debu, pasir dan serat halus dapat masuk ke dalam, jadi bila pelumas itu tidak dipakai, tutuplah kemasan sebagaimana mestinya.
Kontaminasi tersebut yang akhirnya bila masuk ke dalam mesin, dapat menyebabkan kerusakan, keausan, atau menghalangi saluran minyak dan dapat menyebabkan kerusakan total akibat kurangnya pelumas. Jangan sekali-kali drum pelumas atau kemasan lain dibuka dengan cara membuat lubang besar atau membuka salah satu ujungnya karena sekalipun lubang tersebut telah ditutup dengan penutup lainnya, kemungkinan meningkatnya kontaminasi sangat besar . Hal yang sama dengan itu adalah kebiasaan buruk untuk menciduk pelumas dengan bejana terbuka atau gayung, hal tersebut tidak hanya memungkinkan debu / kotoran untuk masuk. Karena itu drum harus ditidurkan di atas di tempat-tempat kayu yang cukup tinggi dan pelumas dikeluarkan melalui kran yang di bawahnya ditaruhi baki untuk menampung tetesan. Cara lain adalah mendirikan drumnya dan mengambilnya menggunakan pompa tangan. Pipa penghisap pompa dimasukkan ke dalam lubang besarnya drum.
Bilamana pelumas disimpan dalam bentuk curah, maka terdapat kemungkinan bahwa air atau hasil kondensasi uap air akan terkumpul dan debu halus masuk ke dalam tangki dengan hasil akhir satu lapisan seperti lumpur terjadi di dasar tangkidan pada waktunya menyebabkan kontaminasi pelumas. Karena itu disarankan untuk tangki penyimpanan dilengkapi dengan alas yang kerucut atau dengan kemiringan tertentu yang dilengkapi dengan keran pembuangan, yang memungkinkan secara berkala membuang kotoran. Bila memungkinkan tangki penyimpanan curah harus dibersihkan secara berkala.
Suhu ekstrim tidak baik bagi pelumas, jadi jangan sekali-sekali menyimpan ditmpat yang terlalu panas, juga tidak baik untuk membiarkan dalam waktu lama pada kondisi sangat dingin.
(lubricants guide).

Rabu, 26 Maret 2008

REORDER POINT (ROP) - kebutuhan konstan

Reorder point (ROP) yaitu, batas/titik jumlah pemesanan kembali. ROP berguna untuk mengetahui kapan suatu perusahaan mengadakan pemesanan. Terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat dalam stock berkurang terus sehingga harus ditentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan.
Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang, ditambah dengan persediaan pengaman (safety stock) yang biasanya mengacu kepada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang (lead time).
Untuk tingkat pelayanan dari siklus pemesanan, semakin besar tingkat permintaan atau masa tenggang menyebabkan jumlah safety stock harus lebih banyak sehingga dapat memenuhi tingkat pelayanan yang diinginkan.
Contoh Bila permintaan dan masa tenggang konstan.
Soal : Pemakaian beras 5 kg /hari, beras dikirim sampai diterima 5 hari setelah pemesanan. Kapan harus melakukan pemesanan ?
Jawab :
Diketahui : d = kebutuhan konstan = 5 kg / hari
LT = masa tenggang/tunggu = 5 hari

Text Box: ROP =   d  x  LT

= 5 kg x 5 hari
= 25 kg
Pemesanan harus dilakukan apabila sediaan beras minimal / ROP = 25 kg.

Kamis, 13 Maret 2008

Macam-macam biaya dalam Persediaan

Setiap bagian asset di perusahaan pasti mempunyai biaya (cost) begitu juga dengan persediaan. Secara garis besarnya biaya yang terjadi pada persediaan adalah :
  1. Biaya penyimpanan (holding cost / carrying cost), yaitu biaya-biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya penyimpanan sangat bergantung pada kuantitas barang yang disimpan. Biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan,antara lain :
    • Biaya yang berhubungan dengan tempat penyimpanan (listrik, pendingin udara dll).
    • Biaya modal (Opportunity cost of capital), yaitu kesempatan mendapatkan pendapatan dari jumlah modal yang diinvestasikan dalam prsediaan.
    • Biaya kerusakkan persediaan
    • Biaya asuransi persediaan.
    • Biaya penghitungan fisik (stock opname).
    • Biaya pajak.
    • Biaya kehilangan akibat pencurian/ perampokan.dll
  2. Biaya pemesanan/pembelian (Ordering costs), biaya-biaya yang meliputi :
    • Proses pesanan (surat menyurat).
    • Sarana komunikasi (telepon,fax, internet, dll).
    • Pengiriman barang.
    • Pemeriksaan barang.
  3. Biaya yang timbul akibat perusahaan kehabisan persediaan (stock-out cost/shortage costs), biaya-biaya yang timbul adalah :
    • Kehilangan penjualan
    • Hilangnya pelanggan.
    • Biaya pemesanan dan ekpedisi khusus.
    • Biaya mesin-mesin yang menganggur.
    • Biaya tenaga kerja / upah.
    • Terganggunya operasonal perusahaan.
    • Target pekerjaan terhambat.
    • Meningkatnya biaya utang lancar
Biaya kehabisan persediaan / material pada kenyataannya cukup sulit diukur khususnya yang berhubungan dengan pelanggan (external), karena menyangkut kepuasan dan menurunnya kredibilitas perusahaan di mata pelanggan.
Sistem pengawasan yang yang baik sangat penting dalam mengelola persediaan sehingga tercapai persediaan yang minimal dapat memenuhi kebutuhan yang optimal, karena tujuan pengawasan persediaan adalah :
  • Menjaga stabilitas persediaan supaya tidak kehabisan persediaan.
  • Membuat pemesanan dan pembelian yang ekonomis.

Jumat, 07 Maret 2008

Jenis-jenis pesediaan berdasarkan bentuk

Jenis-jenis persediaan menurut bentuk dan karakteristiknya dapat dibedakan :
  1. Persediaan bahan mentah (raw material), persediaan komponen yang digunakan dalam proses produksi.(kayu. besi, batu dll)
  2. Persediaan komponen/bagian rakitan (purchased parts/components), persediaan yang terdiri dari komponen-komponen/bagian yang dibeli/diperoleh dari perusahaan lain yang bertujuan untuk dapat dirakit menjadi suatu produk (suku cadang, komponen elektonik, dll).
  3. Persediaan bahan pembantu (supplies), persediaan barang-barang yang diperlukan dalam suatu proses produksi tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
  4. Persediaan barang dalam proses / barang setengah jadi (work in process), persediaan yang merupakan hasil dari suatu proses produksi tetapi belum menjadi barang jadi.
  5. Persediaan barang jadi (finished goods), persediaan barang-barang yang telah diproduksi dan siap untuk dijual/dipasarkan.

Kenapa ada persediaan

Alasan adanya persediaan

Disamping untuk menjamin tersedianya sediaan dalam jumlah, kualitas, waktu dan harga yang tepat. Alasan diadakannya persediaan adalah :

1. Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan.

a. Meminimalkan biaya persediaan dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil., sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang.

b. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan persediaan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar.

2. Yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relatif besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.

3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :

a. Kerusakan mesin

b. Kerusakan komponen

c. Tidak tersedianya komponen

d. Pengiriman komponen yang terlambat

4. Untuk memanfaatkan diskon .

5. Untuk mengantisipasi kenaikan harga di masa yang akan datang.

Senin, 03 Maret 2008

Arti Persediaan

Persediaan adalah bagian dari asset perusahaan, yang mempunyai tingkat mobilitas yang cukup tinggi. Persediaan diadakan untuk :
  • Mengantisipasi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan.
  • Mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diramalkan.

Sebagai faktor pendukung perusahaan yang sangat penting persediaan harus dikelola secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan persediaan yang optimal.

Persediaan yang banyak (over stock) menyebabkan tingginya uang yang menganggur, tingginya biaya penyimpanan, tingginya resiko bila terjadi musibah dan meningkatnya biaya tenaga kerja. Sedangkan persediaan yang sedikit (lost stock) dapat menimbulkan biaya pemesanan yang tinggi, biaya terhentinya produksi dan larinya pelanggan, yang lebih parah kredibilitas perusahaan turun dan target produksi tidak tercapai.

Pengelolaan persediaan yang baik adalah dengan persediaan yang seminimal mungkin dapat memenuhi permintaan/kebutuhan seoptimal mungkin.

Target pengelolaan persediaan (manajemen Inventory) tercapai bila tersedianya sediaan dalam kualitas, kuantitas, harga dan waktu yang tepat.